BAB 13
Ajaran Kaum Sufi tentang Takdir dan Penciptaan Tindakan
Mereka mengakui bahwa Tuhan adalah Pencipta dari semua tindakan hamba-hamba-Nya; bahkan karena Dia adalah pencipta esensi mereka, maka segala apa yang mereka lakukan, yang baik- maupun buruk, adalah menurut ketentuan, takdir, keinginan dan kehendak Tuhan. Kalau tidak, maka mereka bukanlah hamba-hamba yang tunduk pada Rabbnya dan bukan ciptaan-ciptaan.
Tuhan berfirman: “Katakanlah: Allahlah yag menciptakan segala sesuatu.” Dan lagi “ Segala sesuatu Kami ciptakan serba berukuran .... segala sesuatu yang telh mereka kerjakan tercatat dalam buku..” Nah karena tindakan-tindakan itu merupakan “sesuatu-sesuatu”, maka Tuhan-lah yang menciptakan mereka. Sebab, tindakan-tindakan itu tidak tidak diciptakan, berarti Tuhan adalah Pencipta “sesuatu-sesuatu” tentu saja, bukan segala sesuatu dan dengan demikian, firman-Nya (“Yang menciptakan segala sesuatu”) hanya bohong belaka ---
Maha Suci Tuhan dari itu! Lebih lebih, sudah jelas bahwa tindakan-tindakan itu jauh lebih banyak dibandingkan dengan esensi sehingga jika Tuhan adalah Pencipta esensi-esensi itu sedang hamba-hamba-Nya adalah pencipta-pencipta tindakan-tindakannya, maka makhluk itulah yang lebih pantas menerima pujian karena tindakan penciptaannya, dan penciptaan oleh hamba-hamba itu akan dapat menjadi lebih besar daripada penciptaan Tuhan; konsekuensinya, mereka pasti lebih sempurna dalam kekuasaan dan lebih produktif dalam penciptaan dibandingkan dengan Tuhan.
Tapi Tuhan berfirman: “Apakah berhala-berhala yang telah mereka jadikan sekutu Allah itu dapat menciptakan sesuatu seperti ciptaan Tuhan, sehingga kedua ciptaan itu sama dengan pandangan mereka? Katakanlah: “Allah-lah yang menciptakan segala-galanya! Dia lah Tuhan yang Maha Esa dan Perkasa!.” Jadi Tuhan menyangkal adanya penciptaan selain Dia.
Tuhan juga berfirman: “Dan di masing-masing Kami atur jarak perjalanan.” Dengan begitu Dia menyatakan bahwa Dia telah mengukur perjalanan hamba-hamba-Nya. Lebih kauh Tuhan berfirman: “Padahal Allah-lah yang menciptakanmu dan apa-apa yang kamu perbuat itu,” dan lagi: “ Dari kejahatan makhluk-Nya.” Dengan begitu menunjukan bahwa sebagian makhluk-Nya itu jahat; dan lagi: “Dan janganlah engkau turutkan pula orang yang hatinya telah Kami alpakan dari mengingat Kami.”
Yaitu Tuhan menciptakan kealpaan dalam hatinya: dan lebih jauh lagi: “Kamu rahasiakan atau pun kamu lahirkan perkataanmu, Dia mengetahui segala yang di dalam hatimu, apakah Tuhan yang telah mencipta itu tidak mengetahuinya, padahal Dia Maha Teliti dan Mengetahui.” Dengan begitu Dia menyatakan bahwa perkataan-perkataan mereka, dan semua yang mereka rahasiakan atau mereka lahirkan, merupakan ciptaan-Nya.
Umar a.s. berkata : “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu mengenai masalah yang kita hadapi ini? Apakah itu merupakan sesuatu yang telah ditetapkan atau baru saja dirancangkan?.”
Nabi menjawab : “Sesuatu yang telah ditetapkan.”
Umar berkata : “Kalau begitu apakah kita tidak akan percaya?”
Beliau menjawab : “Laksanakan (apa yang ingin kau laksanakan), sebab semua orang telah diciptakan untuk tujuan itu.”
Nabi juga ditanya : “Bagaimana pendapatmu mengenai wabah penyakit yang menimpa kita, dan apa yang sebaiknya kita pakai untuk mengobati diri kita? Apakah semua ini menyalahi ketetapan Tuhan?
Beliau menjawab : “Sesungguhnya, tidak beriman seseorang sampai dia beriman pada Tuhan dan ketetapan Tuhan, baik maupun buruk.”
Jadi karena Tuhan mungkin menciptakan sesuatu esensi yang jahat, maka mungkin pula Dia menciptakan tindakan yang jahat. Nah, umumnya diakui bahwa tindakan orang yang gemetaran adalah ciptaan Tuhan dengan demikian semua gerakan begitu juga halnya, kecuali dalam satu hal Tuhan telah menciptakan gerakan dan kehendak bebas.
Abu Bakr al-Wasithi menafsirkan Firman Tuhan: “ Dan kepunyaan Allah pulalah segala makhluk yang sudah ditelan kesunyian malam dan siang itu.”
Sebagai berikut: Jika seseorang mengaku bahwa sesuatu yang ada di dalam Kerajaan-Nya --- yaitu, “yang sudah di telan kesunyian malam dan siang” itu --- baik sebuah pemikiran ataupun gerakan, adalah miliknya, atau ada karena dia, atau diperuntukan baginya, atau datang dari dia, maka berarti dia telah melawan kekuasaan mutlak (Tuhan), dan melemahkan kekuasaan-Nya.”
Sedang mengenai firman Tuhan: “Ya, milik-Nya-lah penciptaan dan penawaran.” Dia menafsirkan sebagai berikut: “Penciptaan adalah mengadakan, dan penawaran adalah membebaskan Jika Tuhan tidak menawari anggota-anggota tubuh dengan penawaran untuk pembebasan, maka mereka pasti tidak bisa menurutkan Dia, tidak pula bisa melawan Dia.” sumber kitab Al kalabadzi